Panggil saja Halim
Nama merupakan anugrah Tuhan yang di berikan kita,baik
melalui perantara orang tua,kakek, nenek, saudara, dll. dengan penuh harapan
menjadi doa yang sesuai nama. Saya pernah mendengar kalimat seperti ini “kalau
nama dengan kelakuannya tidak sama itu artinya keberatan nama, dan lebih baik
di ganti saja”.Memang hal tersebut terdengar agak lucu, tapi kita sebagai
pemilik nama jangan risau dan sebaiknya introspeksi diri, apakah kelakuan kita sudah
sesuai nama atau tidak.
Baiklah singkat saja, nama lengkap saya Halim Fahmana
dilahirkan di Jakarta tepatnya pada hari Rabu tanggal 26 April 2000. Saya
merupakan anak ke dua dari dua bersaudara. Kakak saya seorang perempuan bernama
Maulia Rahmi.
Saya masuk TPA/TK ketika berumur 5 tahun di Mushola Nurul Hidayah yang beralamat di jalan Sawo Raya, Tapi Sebelum saya masuk TPA/TK, saya sudah diajari membaca huruf hijaiah oleh Ibu saya,walaupun beliau bukan seorang ustadzah,tapi semangatnya untuk mengajariku sangatlah tinggi. Jadi, ketika saya masuk TPA, saya hampir sudah tidak menemukan kendala lagi ketika membaca iqro, dan karena itu pula mungkin saya menjadi langganan juara kelas.
Saya bersekolah dasar di SDN Jati Pulo 06 pagi, puji syukur
atas ni’mat Tuhan saya sering juga menjadi langganan juara kelas. ketika kelas
5 saya juga pernah mengikuti lomba murottal Al-Qur’an dengan pilihan surat
yaitu al-Alaq atau al-Bayyinah, puji syukur sekali lagi saya juara 1 di tingkat
kelurahan antar-SD dan lolos ke tingkat se-Kecamatan, namun di tingkat ini saya
masih belum bisa mengangkat nama sekolah saya. Kemudian juga, saya pernah juara
3 lomba sains di tingkat kelurahan. Dan juga saya pernah medapatkan penghargaan
dari alfalink sebagai the best student.
Beranjak ke SMP dimana saya menambah teman, guru, dan
tentunya pengetahuan. Saya sekolah di SMPN 130 Jakarta, tepatnya di jalan K.S
Tubun 1, Namun pada jenjang ini prestasi saya sangatlah berbeda ketika saya
sekolah dasar, bisa dibilang saya cuma murid biasa-biasa saja. karena saya juga
lebih tertarik ke dunia informatika dan mulai lebih terjun ke dunia gaming, dan
pada saat smp juga pertama kali saya membeli laptop. Oleh karena itu saya
selalu bersemangat ketika pelajaran TIK(Teknologi Informasi Komunikasi). Dengan
nilai ujian nasional yang pas-pasan bahkan kurang untuk masuk ke SMA negeri,
saya hanya bisa meratapi dan berharap agar waktu bisa di ulang kembali.
Singkat cerita saya hijrah ke pondok pesantren yang juga memiliki
sistem boarding school yang bernama Nurul Barokah yang beralamat di Desa Kancana,
Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Di sini saya sangat
belajar arti sebuah kehidupan, karena mungkin pula pertama kali saya hidup
tanpa kedua orang tua. Memasuki tahun ke tiga yang berarti saya sudah lulus SMA,
sudah sangat wajar jika saya berfikir akan dimana, akan kemana dan mungkin akan
bagaimana. kakak ku menawarkan untuk mengikuti tes masuk PTN, sayangnya saya
belum ditakdirkan. Karena kesempatan tidak datang dua kali, tapi datang untuk
orang yang berusaha, saya mengikuti kembali di tahun berikutnya yakni 2019, dan
puji syukur atas ni’mat Tuhan saya diberikan kesempatan emas untuk menginjakkan
kaki di UIN Jakarta. Dan semoga saja kesempatan ini saya tidak sia-siakan, aamiin.
panutan
BalasHapusJangan gan, ga pantes
HapusUdah bagus tinggal dikembangkan
BalasHapusTerima kasih gan, siap kembangkan
HapusLemah
BalasHapusJangan di tiru gan
Hapustuluykeun perjuangan
BalasHapusSiap gan
Hapus